Manfaat dan Efek Samping Jagung untuk Pakan Unggas

Pakan jagung untuk hewan

Jagung memang telah lama menjadi komponen utama dalam formulasi pakan unggas, baik itu untuk ayam pedaging, petelur, maupun jenis unggas lainnya.

Sebagai sumber energi yang boleh dibilang cukup terjangkau, jagung seringkali diandalkan peternak untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak. Namun dibalik kepopulerannya itu, penggunaan jagung dalam pakan unggas juga menyimpan sejumlah masalah yang terkadang perlu diwaspadai.

Nah pertanyaannya, seberapa optimalkah penggunaan jagung sebagai bahan pakan ternak terutama untuk unggas? Lalu apa saja kelebihan dan kekurangannya?

Nah untuk mengetahui jawabannya, langsung saja kita simak mengenai manfaat jagung untuk pakan unggas, sekaligus mengeksplorasi efek samping yang mungkin timbul jika penggunaannya tidak dikelola dengan tepat.


Alasan Jagung Sering Dipilih untuk Pakan Unggas

Pada dasarnya jagung merupakan sumber karbohidrat kompleks yang mudah dicerna oleh unggas. Selain itu, harganya juga relatif lebih stabil dibandingkan dengan bahan pakan lain seperti gandum maupun kedelai.

Faktor-faktor seperti itu tentu membuat jagung menjadi salah satu pilihan ekonomis, terutama untuk peternakan yang dijalankan dalam skala besar.

Namun disisi lain, penggunaan jagung tidak bisa hanya dilihat dari sisi praktisnya saja. Ada aspek seperti nutrisi, kesehatan ternak, dan dampak lingkungan yang perlu dipertimbangkan.


Manfaat Jagung untuk Pakan Unggas

Secara umum penggunaan jagung untuk pakan ternak terutama unggas, memiliki banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan. Adapun manfaat tersebut, beberapa diantaranya adalah sbb.

1. Sumber Energi Tinggi

Jagung secara umum mengandung karbohidrat sekitar 70-80%, terutama dalam bentuk pati. Kandungannya ini tentu menjadikan jagung sebagai sumber energi utama bagi para unggas.

Energi dari jagung membantu ayam atau bebek untuk bisa tumbuh optimal, terutama pada fase pertumbuhan cepat. Selain itu, energi tinggi juga mendukung produksi telur pada unggas petelur menjadi lebih baik.

Tak hanya itu saja, pati dalam jagung juga cukup mudah dicerna oleh sistem pencernaan unggas. Sehingga hal ini mengurangi risiko gangguan pencernaan yang kerap terjadi ketika pakan mengandung serat kasar berlebihan.


2. Kandungan Protein yang Cukup

Meski tidak setinggi kedelai, namun jagung tetap mengandung protein yang terbilang cukup yaitu sekitar 8-10%. Protein ini berperan dalam pembentukan otot, bulu, dan organ vital pada unggas.

Nah untuk meningkatkan kualitas dari protein, maka jagung biasanya akan dikombinasikan dengan sumber protein lain seperti bungkil kedelai maupun juga bisa dengan menggunakan tepung ikan.


3. Serat yang Mendukung Kesehatan Pencernaan

Kandungan serat jagung biasanya berada disekitar 2-3%, hal ini tergolong cukup ideal untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan unggas.

Serat membantu proses fermentasi di usus, yang berperan dalam penyerapan nutrisi dan pencegahan penyakit.

Namun disisi lain, kita juga perlu ingat bahwa serat yang berlebihan terkadang bisa mengurangi efisiensi dari pakan.


4. Kaya Vitamin dan Mineral

Jagung umumnya mengandung vitamin B kompleks, vitamin E, serta mineral seperti fosfor dan magnesium.

Vitamin B berperan dalam metabolisme energi, sementara vitamin E mendukung sistem kekebalan tubuh.

Meski jumlahnya tidak terlalu besar, namun kontribusi dari nutrisi ini tetap penting dalam formulasi pakan yang seimbang.


5. Biaya Produksi Lebih Rendah

Dari segi ekonomi, jagung menawarkan efisiensi biaya yang tergolong cukup terjangkau bagi para peternak.

Harga per-kalorinya lebih murah dibandingkan dengan sumber karbohidrat lain. Hal ini tentu saja menjadi keuntungan besar bagi para peternak yang ingin menekan biaya produksi tanpa mengorbankan kualitas pertumbuhan ternak itu sendiri.


Efek Samping Jagung untuk Pakan Unggas

Meski sangat bermanfaat bagi kebutuhan gizi dari peternakan unggas. Namun penggunaan jagung sebagai pakan ternak ini juga sebenarnya memiliki beberapa resiko dan kekurangan yang mungkin bisa dialami.

1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi

Jagung secara umum memang cukup dominan dalam menyediakan sumber energi, tetapi disisi lain sangat miskin dari kandungan asam amino esensial seperti lisin dan juga metionin.

Jika tidak dikombinasikan dengan bahan pakan lain yang mengandung banyak asam amino esensial tersebut, maka unggas berisiko mengalami defisiensi nutrisi.

Contohnya saja yaitu seperti kondisi dimana hewan unggas yang kekurangan lisin, maka hal ini bisa menghambat pertumbuhan dari jenis ayam pedaging.


2. Potensi Kontaminasi Mikotoksin

Jagung rentan terinfeksi jamur penghasil mikotoksin, terutama jika penyimpanannya dilakukan dengan tidak tepat.

Mikotoksin seperti aflatoksin bisa merusak organ hati unggas, menurunkan produktivitas, bahkan menyebabkan kematian.

Oleh karena itu, para peternak perlu memastikan kualitas jagung yang dipakai sebelum benar-benar diolah menjadi pakan unggas.


3. Kandungan Asam Fitat yang Mengganggu Penyerapan Mineral

Asam fitat dalam jagung juga dapat mengikat mineral seperti kalsium, zat besi, dan seng, sehingga mengurangi penyerapannya di usus.

Untuk mengatasi hal ini, sebenarnya peternak bisa menambahkan enzim fitase ke dalam pakan atau melakukan fermentasi jagung sebelum diberikan ke hewan ternak.


4. Risiko Obesitas pada Unggas

Kandungan energi tinggi jagung berpotensi menyebabkan penumpukan lemak, terutama jika pemberian pakan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik.

Misalnya saja seperti jenis ayam pedaging yang mana jika unggas tersebut terlalu gemuk, maka hal ini justru bisa membuat tekstur daging menjadi lebih berminyak dari biasanya, dan hal tersebut juga bisa menurunkan kualitas produk akhir.


5. Persaingan dengan Kebutuhan Pangan Manusia

Di beberapa daerah, penggunaan jagung untuk pakan unggas bisa berbenturan dengan kebutuhan pangan manusia.

Hal ini tentu saja berpotensi meningkatkan harga jagung di pasaran, sehingga peternak perlu mencari alternatif bahan pakan lokal lain untuk mengurangi ketergantungan dari kelangkaan serta peningkatan dari harga jagung yang mungkin terjadi.


Tips Mengoptimalkan Penggunaan Jagung dalam Pakan

Agar manfaat jagung bisa dirasakan maksimal tanpa efek samping yang merugikan, maka ada beberapa strategi yang bisa diterapkan oleh para peternak.
  • Kombinasikan dengan Bahan Pakan Lain. Campur jagung dengan sumber protein, vitamin, dan mineral untuk menutupi kekurangan nutrisinya.
  • Uji Kualitas Secara Berkala. Pastikan agar jagung bebas dari jamur dan mikotoksin sebelum diolah.
  • Tambahkan Enzim Pencernaan. Enzim seperti fitase dan protease membantu meningkatkan penyerapan nutrisi.
  • Kelola Porsi Pakan. Sesuaikan jumlah jagung dengan usia dan jenis unggas untuk menghindari obesitas.


Penutup

Jagung tetaplah bahan pakan unggas yang sulit tergantikan karena manfaat ekonominya yang boleh dibilang sangat besar.

Namun sebagai peternak, tentu kita juga perlu bijak dalam penggunaannya. Untuk itu dengan memahami kelebihan dan kekurangannya, semoga kita bisa merancang formulasi pakan yang seimbang, mendukung produktivitas ternak, sekaligus meminimalkan risiko kesehatan.

Selalu ingatlah bahwa pakan yang berkualitas merupakan salah satu dari kunci sukses dalam beternak.

Post a Comment

Silahkan tuliskan pesan pada kolom komentar yang telah disediakan dibagian bawah.

Previous Post Next Post

Contact Form