Perbedaan Pupuk Tunggal dan Majemuk serta Penggunaannya

Pupuk tanaman dalam karung

Bagi kita yang memang berkecimpung di dunia pertanian atau sekadar hobi berkebun, pupuk boleh dibilang merupakan teman setia yang tak bisa diabaikan.

Tanpa adanya pupuk, maka tanaman mungkin akan sulit tumbuh subur, apalagi menghasilkan buah atau bunga yang memuaskan.

Namun tahukah kita bahwa tidak semua pupuk diciptakan sama? Di pasaran, kita akan menemui dua jenis pupuk yang paling umum, yaitu ada pupuk tunggal dan pupuk majemuk.

Dimana kedua jenis pupuk tersebut memiliki karakteristik, kelebihan, dan kegunaan yang berbeda, tergantung dari kebutuhannya.

Pemilihan jenis pupuk yang tepat tentu akan sangat berpengaruh pada hasil pertanian. Jika salah pilih, bukan tidak mungkin tanaman malah bisa kekurangan nutrisi atau kelebihan zat tertentu.

Nah pada kesempatan kali ini kita akan coba membahas mengenai perbedaan antara pupuk tunggal dan majemuk, lengkap dengan contoh penggunaannya.


Apa Itu Pupuk Tunggal?

Pupuk tunggal pada dasarnya adalah jenis pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsur hara utama.

Unsur hara ini biasanya dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sangat besar (makro), seperti misalnya nitrogen (N), fosfor (P), atau kalium (K).

Sesuai namanya, pupuk jenis ini hanya fokus untuk menyuplai satu nutrisi secara spesifik dalam mengatasi defisiensi (kekurangan) tertentu pada tanaman.

Adapun beberapa contoh dari pupuk tunggal yaitu seperti:
  • Urea. Mengandung nitrogen (N) tinggi untuk merangsang pertumbuhan daun dan batang.
  • SP-36. Kaya fosfor (P) untuk memperkuat akar dan mempercepat pembungaan.
  • KCl (Kalium Klorida). Sumber kalium (K) untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit dan kualitas buah.

Pemakaian Pupuk Tunggal

Kita bisa menggunakan jenis pupuk ini karena beberapa alasan, misalnya saja yaitu ketika tanaman menunjukkan gejala kekurangan unsur tertentu, seperti daun menguning.

Dimana itu seringkali mengindikasikan adanya kekurangan nitrogen, sehingga kita perlu menambahkan pupuk yang mengandung unsur nitrogen.

Selain itu bisa juga digunakan ketika ketika tanaman memasuki fase pertumbuhan spesifik, seperti pemberian fosfor saat tanaman mulai berbunga.

Atau bisa juga diberikan pada tanah yang sudah memiliki kandungan hara seimbang, tetapi membutuhkan tambahan satu nutrisi tertentu.

Kelebihan Pupuk Tunggal

  • Efektif mengatasi defisiensi nutrisi secara cepat.
  • Harga relatif lebih murah dibanding pupuk majemuk.
  • Dosis aplikasi bisa disesuaikan fleksibel.

Kekurangan Pupuk Tunggal

  • Risiko kelebihan (overdosis) jika tidak diukur dengan tepat.
  • Harus dikombinasikan dengan pupuk lain jika tanah miskin multiple nutrisi.


Apa Itu Pupuk Majemuk?

Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung dua atau lebih unsur hara dalam satu formulasi.

Komposisinya secara umum dirancang untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan beberapa nutrisi sekaligus.

Sebagai contoh yaitu pupuk NPK yang biasanya akan menggabungkan unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) dengan rasio tertentu, seperti NPK 16-16-16, NPK 20-10-10, atau Diamonium Fosfat DAP).

Setiap jenis pupuk majemuk tentu akan memiliki manfaat yang berbeda.
Misalnya NPK 16-16-16 bisa dipakai untuk menyeimbangkan antara pertumbuhan vegetatif dan generatif.

NPK 20-10-10 sangat cocok dipakai untuk fase pertumbuhan daun dan batang. Sementara untuk jenis DAP cocok digunakan untuk masa awal pertumbuhan tanaman karena mengandung nitrogen dan fosfor.


Pemakaian Pupuk Majemuk

Secara umum penggunaan jenis pupuk majemuk bisa diaplikasi pada beberapa kondisi seperti pada saat tanah kurang subur karena miskin akan kandungan nutrisi.

Selain itu, bisa juga dipakai untuk tanaman yang membutuhkan keseimbangan nutrisi sepanjang siklus hidupnya, atau bisa juga karena alasan kepraktisan yang tidak perlu mencampur beberapa pupuk tunggal.

Kelebihan Pupuk Majemuk

  • Menghemat waktu aplikasi karena sudah mengandung kombinasi nutrisi.
  • Meminimalkan risiko ketidakseimbangan hara jika digunakan sesuai dosis.
  • Cocok untuk pemula yang belum paham gejala defisiensi spesifik.

Kekurangan Pupuk Majemuk

  • Harganya lebih mahal.
  • Tidak bisa disesuaikan secara fleksibel jika tanaman hanya butuh satu nutrisi.


Perbedaan Utama Pupuk Tunggal dan Majemuk

Perbedaan mendasar antara pupuk tunggal dan majemuk yaitu terletak pada kandungan nutrisi, fleksibilitas penggunaan, pertimbangan biaya, serta risiko aplikasi.

Pupuk tunggal hanya mengandung satu jenis unsur hara utama, seperti nitrogen, fosfor, atau kalium saja. Hal ini membuatnya sangat ideal untuk mengatasi defisiensi nutrisi yang lebih spesifik pada tanaman, misalnya ketika daun menguning akibat kekurangan nitrogen.

Namun, karena hanya fokus pada satu nutrisi, penggunaannya memerlukan ketelitian dalam mengukur dosis agar tidak menyebabkan ketidakseimbangan hara atau overdosis.

Di sisi lain, pupuk majemuk menyediakan dua atau lebih nutrisi dalam satu formulasi, seperti kombinasi NPK (nitrogen, fosfor, kalium). Pupuk ini cenderung lebih praktis karena petani tidak perlu repot lagi untuk mencampur beberapa jenis pupuk tunggal.

Meski demikian, komposisinya yang sudah tetap membuatnya kurang fleksibel jika tanaman hanya membutuhkan satu unsur hara dominan.

Dari segi biaya, pupuk tunggal umumnya lebih ekonomis untuk skala besar, tetapi pemakaian pupuk majemuk bisa menghemat waktu dan tenaga.

Selain itu, risiko overdosis juga berbeda. Pada pupuk tunggal, kesalahan takaran bisa menyebabkan akumulasi satu nutrisi yang membahayakan tanaman.

Sementara pupuk majemuk dengan komposisi yang seimbang, relatif lebih aman selama digunakan sesuai petunjuk. Dengan kata lain, pemilihan antara keduanya harus mempertimbangkan kondisi tanah, fase pertumbuhan tanaman, dan tujuan pemupukan.


Kapan Harus Memilih Pupuk Tunggal atau Majemuk?

1. Pilih Pupuk Tunggal Jika:
  • Tanah atau tanaman mengalami defisiensi spesifik (misalnya daun kecil dan pucat).
  • Ingin mengontrol secara detail jumlah tiap nutrisi.
  • Memiliki anggaran terbatas tetapi siap melakukan analisis tanah.
2. Pilih Pupuk Majemuk Jika:
  • Ingin praktis tanpa perlu mencampur pupuk.
  • Tanah kurang subur dan butuh banyak nutrisi sekaligus.
  • Tidak yakin dengan kondisi hara tanah.


Tips Penggunaan Pupuk Tunggal dan Majemuk

Agar pemupukan dapat berjalan efektif efektif, sebaiknya kita melakukan uji tanah terlebih dahulu guna mengetahui kondisi hara pada tanah termasuk pH tanah. Hal ini bisa membantu kita dalam menentukan jenis pupuk yang paling sesuai.

Selanjutnya, patuhi dosis yang tertera pada kemasan pupuk, dimana jika terlalu sedikit justru bisa kurang efektif, sementara jika berlebihan berisiko untuk merusak tanaman.

Khusus untuk pupuk majemuk, perhatikan rasio NPK sesuai fase pertumbuhan tanaman. Misalnya, kita bisa menggunakan rasio nitrogen tinggi (seperti NPK 20-10-10) saat fase vegetatif untuk merangsang pertumbuhan daun, lalu beralih ke rasio fosfor-kalium dominan (misal NPK 10-20-20) saat tanaman memasuki fase pembungaan atau berbuah.

Jika menggunakan pupuk tunggal, pastikan kita sudah memahami gejala defisiensi pada tanaman. Contohnya saja seperti urea (nitrogen), dapat diberikan jika daun sudah terlihat pucat atau pertumbuhan lambat. Contoh lain seperti KCl (kalium) yang bisa digunakan saat buah mudah busuk atau batang lemah.

Jangan lupa untuk mencatat jadwal pemupukan agar tidak terjadi tumpang tindih, terutama jika menggabungkan pupuk tunggal dan majemuk.

Terakhir, hindari pemupukan saat hujan deras atau cuaca ekstrem, karena hal ini justru bisa membuat nutrisi bisa tercuci sebelum diserap oleh akar tanaman.

Post a Comment

Silahkan tuliskan pesan pada kolom komentar yang telah disediakan dibagian bawah.

Previous Post Next Post

Contact Form